PERNIKAHAN PAK HARTO
PERNIKAHAN PAK HARTO
Mungkin banyak yang belum tahu kalau pernikahan antara Pak Harto dan Ibu Tien, dilangsungkan dengan sangat sederhana dan dalam suasana perjuangan. Tulisan ini saya kutip dari buku Otobiografi Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Karya, G. Dwipayana dan Ramadhan K.H.
Perkawinan kami dilangsungkan pada tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Pada waktu itu saya berusia 26 tahun dan Hartinah, istri saya, dua tahun lebih muda dari saya.
Perkawinan kami dilangsungkan pada sore hari dengan disaksikan oleh keluarga dan teman-teman Hartinah. Cukupan banyaknya, sebab keluarga Pak Soemoharjomo cukup terpandang dan disegani di kota ini. Dari pihak saya hadir Sulardi dan kakaknya. Tetapi kejadian yang bagi saya amat penting ini sayangnya tak ada yang mengabadikannya dengan potret. Maklum, keadaan serba darurat.
Malam harinya diadakan selamatan, tetapi cuma bisa dengan memasang beberapa buah lilin, karena kota Solo waktu itu harus digelapkan, di waktu malam, mencegah terjadinya bahaya besar jika Belanda melakukan serangan udara lagi.
Tiga hari sesudah perkawinan, saya boyong istri saya ke Yogya. Saya harus kembali menjalankan tugas militer saya. Dan kemudian istri saya mulai dengan tugasnya sebagai istri Komandan Resimen. Dunia baru baginya, sekalipun sebelum itu ia giat dalam Palang Merah, dekat dengan barisan-barisan pejuang.
Alhasil, perkawinan kami tidak didahului dengan cinta-cintaan seperti yang dialami oleh anak muda sekarang ini. Kami berpegah pada pepatah "Witing tresna jalaran saka kulina". Datangnya cinta karena bergaul dari dekat (*)
Komentar